KORAN INDONESIA – Sebelum menjalani mastektomi, pasien akan bertemu dengan tim bedah untuk memahami prosedur, risikonya, dan pilihan lain yang tersedia. Diskusi ini juga mencakup kemungkinan melakukan rekonstruksi payudara untuk mengembalikan bentuk fisik setelah operasi.
Rekonstruksi bisa dilakukan segera saat mastektomi atau ditunda hingga beberapa bulan kemudian. Proses ini dapat memerlukan lebih dari satu kali operasi, tergantung metode yang dipilih.
Pilihan Rekonstruksi Payudara
-
Implan dengan Ekspander: Menggunakan saline atau silikon.
-
Rekonstruksi Jaringan Sendiri (Autologous): Menggunakan jaringan dari tubuh pasien.
-
Kombinasi: Gabungan dari implan dan jaringan tubuh.
Tim Medis Terkait
-
Rekonstruksi dilakukan oleh dokter bedah plastik atau bedah rekonstruktif.
-
Jika rekonstruksi dilakukan bersamaan dengan mastektomi, kedua dokter akan bekerja sama selama operasi.
Pertimbangan Radiasi
-
Terapi radiasi bisa memengaruhi hasil rekonstruksi.
-
Konsultasi dengan ahli onkologi radiasi bisa dilakukan sebelum atau sesudah operasi.
Persiapan Sebelum Operasi
-
Informasikan obat, suplemen, atau vitamin yang sedang dikonsumsi.
-
Hentikan penggunaan aspirin atau obat pengencer darah sesuai instruksi dokter.
-
Ikuti panduan puasa sebelum operasi.
-
Siapkan kebutuhan pascaoperasi, seperti transportasi dan pakaian nyaman.
Risiko Mastektomi
-
Pendarahan.
-
Infeksi dan penyembuhan luka yang lambat.
-
Nyeri dan kekakuan bahu.
-
Limfedema (pembengkakan lengan jika kelenjar getah bening diangkat).
-
Mati rasa di dada dan bawah lengan.
-
Perubahan bentuk dan perasaan terhadap tubuh.
-
Hematoma (penumpukan darah di area bedah).
-
Jaringan parut yang keras.
Jadi, sebelum melakukan operasi mastektomi, penting untuk kamu mengetahui segala risikonya. Semoga bermanfaat.***
Baca juga: Mengenal Mastektomi: Operasi untuk Pengobatan dan Pencegahan Kanker Payudara
