Bagaimana Cara Kafein Bekerja Sehingga Rasa Kantuk Dapat Tertahan?

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Kafein adalah salah satu senyawa yang ada pada minuman dan digemari oleh banyak orang.

Senyawa ini terdapat pada minuman seperti teh, kopi, atau minuman lainnya yang dikonsumi saat orang-orang ingin tetap segar dalam menjalani hari.

Namun, bila waktu konsumsinya tepat sebelum tidur maka tubuh akan merespons sesuai efek yang ditimbulkan di awal, yakni tiadanya rasa kantuk.

Bagaimana Kafein Bekerja di Dalam Tubuh?

Kafein adalah senyawa alami yang ada di berbagai tanaman, seperti daun teh dan biji kopi.

Ketika kita mengonsumsinya, kafein akan masuk melalui aliran darah dan menjadi stimulan di otak, kemudian memberi pengaruh pada beberapa sistem tubuh, khususnya kewaspadaan dan kelelahan.

1. Penghambatan Adenosin: Kunci Kafein yang Membuat Kewaspadaan Meningkat

Salah satu cara utama kafein bekerja adalah dengan menghambat aksi adenosin, yaitu neurotransmitter yang secara alami berperan dalam menurunkan kewaspadaan dan memicu rasa kantuk.

Adenosin adalah senyawa kimia yang terakumulasi di otak sepanjang hari, sehingga semakin lama kita terjaga, semakin banyak adenosin yang terkumpul dan membuat kita merasa lelah dan mengantuk.

Kafein memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan adenosin. Karena itu, kafein dapat menempel pada reseptor adenosin di otak dan menghalangi adenosin untuk melakukan fungsinya.

Dengan menghalangi reseptor adenosin, kafein mencegah perasaan kantuk dan meningkatkan aktivitas otak, yang menyebabkan kita merasa lebih terjaga dan bertenaga.

2. Peningkatan Kadar Dopamin dan Norepinefrin

Selain menghambat adenosin, kafein juga meningkatkan kadar neurotransmitter lain seperti dopamin dan norepinefrin.

Dopamin terkait dengan rasa bahagia dan kepuasan, sementara norepinefrin berperan dalam respons “fight or flight” yang membuat kita lebih waspada dan terjaga.

Peningkatan kadar kedua neurotransmitter ini berperan dalam menciptakan efek stimulan kafein, yang menjelaskan mengapa kita merasa lebih energik setelah meminumnya.

Kafein dan Pengaruhnya terhadap Tidur

Tidur yang nyenyak berasal dari interaksi antara banyak neurotransmitter dan hormon dalam tubuh kita yang rumit, termasuk adenosin yang dapat memicu kantuk serta melatonin yang memunculkan rasa kantuk saat malam tiba.

Karena kemampuan kafein untuk menghambat adenosin maka kita akan sulit tidur.

Efek kafein bisa bertahan selama beberapa jam setelah dikonsumsi.

Bahkan, waktu paruh kafein (waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengeliminasi setengah dari jumlah kafein yang dikonsumsi) berkisar antara 3 hingga 5 jam, meskipun ini tergantung pada faktor tiap individu, seperti metabolisme dan sensitivitas terhadap kafein.

Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi secangkir kopi pada sore hari, kafein tersebut mungkin masih aktif dalam sistem kita saat waktu tidur tiba yang kemudian menyebabkan kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top