BANDUNG, KORAN INDONESIA – Menjaga hubungan keluarga besar maupun kecil agar tetap harmonis bukanlah perkara yang selalu mudah.
Karena adanya perbedaan latar belakang pendidikan, pemahaman dan lingkungan, membuat perbedaan pandangan bisa saja terjadi.
Namun, mengambil garis besar dari apa yang dikatakan Ibu Hajah Umi Mimin dalam salah satu tausiyah yang dilaksanakan di SMP/SMA PGII 2 Bandung pada tanggal 02 April 2025.
Setidaknya, ada 3 hal yang dapat dilakukan:
1. Menjaga aurat agar tidak terbuka
Aurat disini, terdapat dua pemahaman.
Yang pertama, aurat secara fisik, seperti pada perempuan-perempuan atau para laki-laki yang ada di keluarga kita, harus senantiasa menjaga auratnya agar tidak terlihat oleh orang-orang yang bukan mahram.
Karena menutup aurat merupakan salah satu kewajiban umat Islam.
Selain itu, menutup aurat adalah sebuah ikhtiar untuk taat kepada Allah SWT sehingga kita bisa meminta penjagaan dari hal-hal buruk kepadaNya.
Yang kedua, aurat disini maksudnya adalah aib.
Bila keluarga kita memiliki aib, siapapun orangnya, atau sekecil apapun aibnya, harus senantiasa dijaga kerahasiaannya, tidak boleh diumbar-umbar karena membuka aib seseorang baik yang keluarga atau tidak memang tidak diperbolehkan dalam Islam kecuali keadaan darurat, seperti di pengadilan dsb.
Selain secara syari’at memang tidak boleh, membuka aib juga dapat mempermalukan orangnya dan dapat menimbulkan perpecahan dalam keluarga.
2. Mencegah masuknya harta haram kedalam keluarga
Menjaga keberkahan atas apa yang kita makan dan gunakan merupakan sebuah keharusan.
Berapa banyak keluarga yang kacau karena adanya harta haram yang masuk?
Harta haram disini seperti uang riba (bunga), hasil dari pinjaman online atau pinjaman bank yang memiliki bunga sekecil apapun, hasil dari pekerjaan-pekerjaan yang haram, hasil dari judi dan lain sebagainya.
3. Menjaga silaturahmi
Menjaga silaturahmi disini termasuk saling memaafkan, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, saling menjaga adab satu sama lain, menahan nafsu amarah, tidak saling membicarakan keburukan satu sama lain, dan menjauhi sifat kikir.
Selain silaturahmi yang umumnya diketahui seperti bertemu, beramah tamah dan menghubungi lewat pesan atau telepon.
Sesibuk apapun aktivitas kita, sempatkan untuk datang ke orang tua atau siapapun yang pernah berjasa dalam hidup kita untuk menjenguk dan melihat langsung kondisinya karena tanpa mereka sebagai perantara kasih sayang Allah SWT, kita mungkin tidak akan pernah berada di titik ini.