JAKARTA, KORAN INDONESIA – Dunia terus berubah, begitu pula dengan generasi yang tumbuh di dalamnya.
Anak-anak generasi masa kini, yang lahir dalam rentang generasi Alpha dan Beta, hidup di era teknologi canggih, digitalisasi dan akses informasi tanpa batas.
Sebagai digital native sejati, mereka menunjukkan karakter dan kebutuhan yang jauh berbeda dibandingkan orangtua mereka yang berasal dari generasi milenial dan Gen Z.
Baca Juga: Adakah Perbedaan Antara Kebiasaan dan Kecanduan? Ini Kata Para Ahli
Hal ini turut berdampak pada pendekatan pengasuhan, terutama dalam aspek penting tumbuh kembang anak, yaitu nutrisi.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran orangtua terhadap pentingnya gizi seimbang, muncul pula tantangan baru, yaitu memastikan asupan mikronutrien anak sudah tepat dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Tantangan Orangtua Masa Kini dalam Memahami Anak Generasi Masa Kini Menurut dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, seorang dokter spesialis anak, anak-anak generasi masa kini seperti generasi Alpha dan Beta tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
“Mereka adalah generasi yang sangat cepat dalam menangkap informasi, peka terhadap lingkungan, dan memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Namun, perkembangan kognitif dan emosional ini harus ditopang oleh stimulasi dan nutrisi yang tepat,” jelas dr. Ian.
Menurut dr. Ian, sebenarnya cukup mudah untuk mengenali apakah anak terstimulasi dengan baik dan mendapat asupan nutrisi yang optimal.
“Anak yang terstimulasi dan mendapat nutrisi dengan baik memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa, terbuka, tidak penakut, ceria, dan senang sekali kalau diajak ngobrol,” paparnya.
Ia menekankan bahwa kebutuhan nutrisi anak-anak zaman sekarang bisa jadi berbeda karena tantangan yang mereka hadapi pun tak sama. Stimulasi yang datang dari layar gawai, kegiatan belajar yang interaktif, serta tuntutan untuk multitasking membutuhkan asupan yang mampu menunjang fungsi otak dan tubuh secara optimal.
“Anak-anak generasi ini memerlukan nutrisi yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga melengkapi kebutuhan makronutrien maupun mikronutrien mereka.
Baca Juga: Rukita Tawarkan Promo Kost Gratis 3 Bulan untuk Mahasiswa Baru di 19 Kampus Favorit
Kedua jenis nutrisi ini memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan otak, sistem imun, dan kesehatan saluran cerna,” tambahnya.
Beberapa nutrisi yang penting antara lain: asam lemak esensial DHA, prebiotik, serta vitamin dan mineral. “DHA sangat dibutuhkan dalam jumlah besar untuk mendukung perkembangan dan fungsi otak anak. Sebegitu pentingnya asupan DHA untuk otak anak,” terang dr. Ian.
FOS (Fructo-Oligosaccharides) dan GOS (Galacto-Oligosaccharides) adalah jenis serat pangan yang berfungsi sebagai prebiotik, atau makanan untuk bakteri baik di saluran pencernaan.
FOS:GOS dengan perbandingan 1:9 telah teruji secara internasional mampu membantu mendukung kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
“Usus disebut juga sebagai otak kedua, karena ada yang disebut gut-brain axis atau hubungan erat antara usus dengan otak. Karenanya, penting sekali untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak,” papar dr. Ian.
Baca Juga: Zensure III Hadir di SOGO! Kombinasi Pijat, Terapi Tulang, dan Gaya Hidup Modern
Ia mengingatkan, jangan lupakan asupan mikronutrien penting, yang krusial untuk tumbuh kembang anak.
“Terutama vitamin D, zat besi dan kalsium, yang sangat diperlukan oleh untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal,” jelas dr. Ian.
Sayangnya, tak sedikit orang tua yang belum memahami bagaimana cara memastikan anak mereka mendapat asupan ini dengan cukup.
Kadang orang tua merasa anaknya sudah makan cukup, padahal bisa saja kandungan asam lemak esensial dan mikronutrien dalam makanannya tidak memadai. “Di sinilah peran susu fortifikasi menjadi penting,” ujar dr. Ian.
Memilih Susu yang Tepat: Tidak Semua Susu Sama Susu merupakan salah satu sumber nutrisi penting yang bisa membantu melengkapi kebutuhan harian anak.
Susu cair siap minum mempermudah orang tua memberikan asupan nutrisi lengkap kepada anak, dan bisa diberikan kepada anak usia 1 tahun ke atas.
Baca Juga: Rahasia Kamar Mandi Bersih dan Estetik, Bikin Betah Setiap Hari
Namun, menurut dr. Ian, tidak semua susu sama. “Ada susu yang hanya memberikan energi dan protein, tapi tidak cukup mikronutriennya.
Padahal anak-anak perlu susu yang mengandung tinggi asam lemak esensial seperti DHA, prebiotik, serta mikronutrien seperti vitamin D, zat besi dan kalsium,” paparnya.
Ia juga mengingatkan orang tua untuk berhati-hati terhadap kandungan gula dalam produk susu anak.
Gula berlebih dapat memicu obesitas, masalah gigi, hingga gangguan metabolisme di masa depan.
“Pilih susu yang tidak hanya enak dan disukai anak, tapi juga mengandung nutrisi penting, dan kandungan gulanya serendah mungkin.
Ini berlaku juga untuk susu fortifikasi cair; pastikan kandungan nutrisinya mendukung kebutuhan anak zaman sekarang,” tambah dr. Ian.
Suara Orangtua: Pengalaman Momfluencer Nimaz Dewantary Tak hanya dari sisi medis, suara orangtua yang mengalami langsung pengasuhan anak generasi Alpha juga menjadi panduan berharga.
Salah satunya datang dari Nimaz Dewantary, seorang momfluencer dan ibu dari Sienna, yang kerap membagikan kisah pengasuhannya di media sosial.
Baca Juga: Kenali Perdarahan Menstruasi Berat dan LNG-IUS untuk Terapi Perdarahan Menstruasi Berat
Menurut Nimaz, anak-anak zaman sekarang menunjukkan karakter yang jauh lebih peka dan cerdas.
“Sienna itu sangat aktif, pemberani, rasa ingin tahunya besar, dan cepat sekali menyerap informasi. Dulu waktu masih kecil aku takut ketemu orang. Tapi kalau Sienna, justru senang sekali ketemu banyak orang. Semua orang disapa,” cerita Nimaz.
Nimaz mengakui bahwa sebagai orangtua, ia harus terus belajar dan adaptif menghadapi keunikan generasi baru ini. Salah satu hal yang paling ia perhatikan adalah aspek nutrisi.
“Sekarang Sienna sudah berusia hampir 2 tahun, dan aku berusahan mencukupi kebutuhan nutrisinya termasuk dengan memberikan pangan bergizi seimbang dan juga melengkapinya dengan susu,” ujarnya.
Baca Juga: Kenali Perdarahan Menstruasi Berat dan LNG-IUS untuk Terapi Perdarahan Menstruasi Berat
Sempat ia berpikir bahwa semua susu itu sama saja. Namun setelah berkonsultasi dengan berbagai dokter anak, ia paham bahwa kandungan tiap susu berbeda.
Sempat pula ia mencoba beberapa macam susu, tapi tidak semuanya cocok atau disukai Sienna.
“Akhirnya saya pilih susu yang nyaman di perutnya, banyak mengandung DHA, mikronutrien, serta mengandung prebiotik. Dan pasti yang rasanya disukai Sienna,” tutur Nimaz.
Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Gadget untuk Anak: Kenali Batasnya, Yuk!
Selain itu, Nimaz juga menyuarakan kekhawatirannya tentang kandungan gula dalam minuman anak-anak.
“Saya sempat khawatir karena beberapa produk anak mengandung gula yang cukup tinggi. Jadi sekarang saya lebih selektif, cari susu yang rendah gula tapi tetap lengkap nutrisinya,” tegasnya.
Saat memilih susu fortifikasi cair untuk anak, bacalah tabel nutrisi dengan cermat. Pastikan bahwa kandungan nutrisi pentingnya lengkap, dan kadar gulanya serendah mungkin.
Baca Juga: TEMOO Raih Penghargaan Nasional, Jamu Anak Modern yang Atasi GTM Kini Diakui Secara Resmi
Nutrisi Lengkap, Anak Siap Hadapi Dunia Baik dr. Ian dari sisi medis maupun pengalaman langsung Nimaz sebagai orang tua, keduanya sepakat bahwa anak-anak generasi masa kini membutuhkan perhatian ekstra dalam hal nutrisi.
Asupan yang lengkap dan seimbang, termasuk dari produk susu yang terfortifikasi dan rendah gula, menjadi bekal penting agar anak tumbuh optimal—baik dari sisi fisik, kognitif, maupun emosional.
“Kita tidak bisa mengandalkan pendekatan lama untuk menghadapi anak-anak baru ini. Mereka luar biasa, dan mereka layak mendapatkan dukungan nutrisi terbaik sejak dini,” tutup dr. Ian.
Melalui pemahaman yang tepat tentang karakteristik anak, pemilihan nutrisi yang cermat, serta keterlibatan aktif orangtua, generasi Alpha dan Beta siap menghadapi tantangan zaman dengan kecerdasan, empati, dan semangat yang luar biasa