KORAN INDONESIA – Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia (JEKI) resmi diluncurkan pada tanggal 25 Mei 2025 dalam sebuah ceremony yang berlangsung di Hotel Des Indes, Menteng, Jakarta. Acara ini dihadirkan sebagai upaya strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang kerap menghadapi keterbatasan akses terhadap modal dan jaringan pasar.
Peluncuran JEKI ditandai pula dengan peresmian program unggulan bertajuk JEKI Berbagi Modal, sebuah program permodalan yang diperuntukkan bagi para pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) di sektor ekonomi kreatif. Melalui program ini, sebanyak 10 pelaku usaha yang memenuhi kriteria akan memperoleh dukungan modal untuk mengembangkan usahanya. Program ini terbuka hingga 31 Juli 2025, dan para penerima modal akan diumumkan pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Para pelaku usaha yang berminat dapat mengajukan proposal usaha melalui email ke jeki.kreatif@gmail.com, dan memperoleh informasi lebih lanjut melalui akun Instagram resmi @jekikreatif.
JEKI dibentuk sebagai platform kolaboratif yang bertujuan menghubungkan pelaku usaha kreatif dari berbagai daerah, mendorong pertukaran gagasan, serta memperluas akses terhadap pelatihan, pendampingan, dan pasar global. Selain mendorong kolaborasi lintas sektor, JEKI juga berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sektor kreatif sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing global.
“JEKI dirancang untuk menjadi ruang bersama bagi para kreator, pelaku UMKM, dan insan ekonomi kreatif. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi motor penggerak transformasi ekonomi Indonesia yang berbasis inovasi, kolaborasi, dan kearifan lokal,” ujar Wirson Selo, Konsultan Bisnis Kerakyatan sekaligus inisiator JEKI.
Sebagai bagian dari rangkaian peluncuran, turut diselenggarakan diskusi publik bertajuk “Ekonomi Kreatif: dari Analog sampai Digital”, yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, antara lain Fina Thorpe-Willett (Pengusaha Kuliner asal Indonesia di Australia), Tuhu Nugraha (Pakar digital), dan Wirson Selo (Konsultan Bisnis Masyarakat).
Dalam sesi diskusi, Fina Thorpe-Willett yang juga merupakan pengusaha kuliner Indonesia di Australia, membagikan pengalamannya membangun usaha makanan Indonesia di luar negeri. Ia menjelaskan bahwa motivasinya mendirikan usaha kuliner Indonesia, khususnya yang menyajikan Nasi Padang adalah untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara kepada masyarakat internasional. Ia juga menegaskan pentingnya meluruskan informasi mengenai asal-usul Nasi Padang, dengan menekankan bahwa makanan tersebut adalah warisan budaya kuliner dari Sumatera Barat, Indonesia, dan bukan berasal dari negara lain, termasuk Malaysia.
JEKI diharapkan dapat menjadi katalisator lahirnya inovasi-inovasi baru di sektor ekonomi kreatif, serta memperkuat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas kreatif.