JAKARTA, KORAN INDONESIA – Kabar duka datang dari dunia basket Amerika Serikat. Lawrence Moten, legenda Universitas Syracuse yang dijuluki “Poetry in Moten”, ditemukan meninggal dunia di rumahnya di kawasan Washington, D.C. pada usia 53 tahun.
Kabar ini disampaikan oleh putrinya, Lawrencia Moten, kepada Syracuse.com. Namun, penyebab kematian mantan bintang basket tersebut belum diumumkan, seperti dilaporkan Associated Press.
Universitas Syracuse pun turut mengonfirmasi berita duka ini pada Selasa, 30 September, berdasarkan informasi dari Lawrencia.
“Lawrence Moten adalah ikon Syracuse,” ujar direktur atletik Syracuse, John Wildhack.
“Prestasinya sebagai pencetak angka terbanyak sepanjang masa di Syracuse dan memegang rekor poin Big East selama 25 tahun sudah membuktikan sendiri, gaya permainannya yang membuat Dome bergemuruh benar-benar pantas dengan julukannya. Kami turut berdoa dan bersimpati untuk keluarga serta sahabat Lawrence. Ia akan selalu menjadi bagian dari Forever Orange,” tambahnya.
Moten mencatatkan 2.334 poin sepanjang kariernya di Syracuse, dengan rata-rata 19,3 poin per pertandingan. Lahir di Washington, D.C., ia membantu Syracuse lolos ke turnamen NCAA dalam tiga dari empat musimnya, bahkan meraih gelar Second-Team All-American di tahun terakhirnya.
Setelah lulus, Moten sempat bermain dua musim di NBA bersama Vancouver Grizzlies, lalu melanjutkan kariernya di Spanyol, Venezuela, serta beberapa liga domestik seperti Continental Basketball Association dan American Basketball Association. Karier profesionalnya berakhir pada 2006.
Tidak berhenti di dunia basket, Moten kemudian menjadi pelatih muda di Syracuse, lalu kembali ke kota kelahirannya, Washington, D.C.
Terakhir, ia bekerja sebagai general manager untuk tim basket putra dan putri di Digital Pioneers Academy. Atas dedikasinya, jersey nomor 21 milik Moten resmi dipensiunkan oleh Syracuse pada tahun 2018.
“Kepergian Lawrence begitu mendadak, sangat sulit untuk diterima,” ujar mantan pelatih kepala Syracuse, Jim Boeheim.
“Lawrence adalah salah satu pemain terbaik kami, bahkan salah satu yang terbaik dalam sejarah Big East Conference,” lanjutnya.***
Baca juga: Jim Carrey Akan Terima Honorary César Award di Prancis pada 2026