JAKARTA, KORAN INDONESIA – Banyak orang mungkin terbiasa memanaskan mobil beberapa menit sebelum digunakan.
Hal ini bertujuan agar oli bisa mengalir ke celah-celah mesin yang sempit, pelumasan bekerja maksimal, dan mesin siap digunakan.
Saat proses pemanasan atau ketika mesin pertama kali dinyalakan dalam kondisi dingin, putaran mesin biasanya naik turun. Mobil dianggap siap jalan jika putaran mesin sudah stabil di kisaran 700-900 rpm. Nah, di sinilah peran idle speed control (ISC) jadi sangat penting.
Apa Itu Idle Speed Control?
Dulu, pengaturan putaran mesin saat idle dilakukan manual dengan sekrup khusus bernama idle speed adjusting screw (ISAS) atau idle mixture adjusting screw (IMAS).
Namun, sejak teknologi Electronic Fuel Injection (EFI) hadir, pengaturan idle kini diatur secara elektronik lewat ISC atau dikenal juga sebagai idle air control. Komponen ini otomatis menentukan putaran mesin saat langsam tanpa perlu campur tangan pengemudi.
Secara garis besar, ISC bertugas mengatur jumlah udara yang melewati idle port saat katup gas tertutup. Tidak hanya itu, ada beberapa fungsi penting lain, antara lain:
- Menjaga jumlah udara yang masuk ke intake manifold ketika pedal gas tidak diinjak.
- Mengatur kecepatan mesin pada kondisi idle, baik saat AC hidup maupun mati.
- Menyesuaikan RPM agar tetap stabil di berbagai kondisi secara otomatis.
- Mengatur idle up mesin supaya kendaraan tidak bergetar berlebihan atau terbebani.
- Menyesuaikan beban elektrik, misalnya ketika lampu sorot dinyalakan di kondisi idle, ISC akan meningkatkan putaran mesin sesuai kebutuhan.
- Mengontrol putaran mesin saat dingin, dengan membuka katup ISC agar RPM naik dulu, lalu perlahan stabil.
Walau bentuknya kecil, ISC terdiri dari banyak sensor penting. Beberapa di antaranya:
- MAF Sensor: mengukur massa udara yang masuk.
- CKP Sensor: mendeteksi kecepatan RPM mesin.
- TPS Sensor: mengetahui posisi katup gas.
- Barometric Pressure Sensor: membaca tekanan udara sesuai suhu dan ketinggian.
- ECT Sensor: mengukur suhu cairan pendingin mesin.
- AC Refrigerant Pressure Sensor: membaca tekanan freon agar mesin tetap stabil meski kompresor AC bekerja.
- Idle Air Controller: mengolah data dari semua sensor.
- ISC Valve: aktuator yang membuka dan menutup saluran idle sesuai perintah ECU.
Jika salah satu sensor bermasalah, otomatis putaran mesin juga tidak bisa dikontrol dengan tepat.
Bagaimana Cara Kerja ISC?
Prinsip kerja ISC dikendalikan penuh oleh Engine Control Unit (ECU). Saat mesin dinyalakan dan katup gas tertutup, TPS mengirim sinyal ke ECU. Data lain juga datang dari MAP sensor, ECT, hingga sensor tekanan freon AC.
Semua informasi itu diproses ECU dengan bantuan transistor dan IC, lalu dikeluarkan sebagai sinyal tegangan tertentu untuk mengatur ISC valve. Dari sinilah volume udara yang masuk ke mesin bisa disesuaikan, sehingga putaran mesin tetap stabil.
Tanpa idle speed control, mesin bisa bermasalah: RPM naik turun tidak terkendali, kendaraan mudah mati mendadak, bahkan performa mesin terasa tidak normal.
Karena itu, komponen kecil ini punya peran besar dalam kenyamanan dan keandalan berkendara.***
Baca juga: Mengintip Perbedaan AION UT Varian Standard dan Premium di Indonesia



