Pemerintah Desa Petir Bogor Menggelar Rembuk Stunting untuk Mewujudkan Keluarga Berkualitas

Bagikan

KORAN INDONESIA – Pemerintah desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor menggelar rembuk stunting untuk mewujudkan keluarga berkualitas demi terciptanya generasi muda yang sehat, cerdas dan bebas stunting.

Rembuk stunting tersebut digelar Pemerintah desa Petir di ruang rapat serbaguna kantor desa Petir, Jl Raya Petir Bogor pada Rabu, 25 Juni 2025. Dan giat tersebut dihadiri Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Dramaga, Hj Ine Handayani, Kepala Desa Petir, H Sukardi, Ketua BPD desa Petir, Babinsa desa Petir, Pendamping desa petir.

Selain itu, pertemuan tersebut dihadiri Ketua TP PKK desa Petir, Siti Nuryani, Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, para ketua RTRW serta para kader PKK, Kader Posyandu dan sejumlah undangan lainnya.

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Dramaga, Hj Ine Handayani saat diwawancara koranindonesia.net mengatakan bahwa rembuk stunting ini bertujuan mengedukasi masyarakat dengan adanya indikasi anak – anak stunting sejak tahun 2024 berjumlah 18 orang dan kini tinggal 9 orang anak.

“Kami ingin 9 orang anak yang terindikasi stunting bisa dituntaskan di tahun 2025, semua anak menjadi balita yang tumbuh sehat dan cerdas, dengan pertumbuhan sesuai dengan yang diharapkan,”katanya.

Ketika disinggung langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi stunting ini, Ine menyebut pihaknya akan terus berkoordinasi dengan PKM, Puskesmas dan para kader, tim penggerak PKK, anak – anak yang terdaftar secara periodik melakukan peninjauan, pendampingan, dan evaluasi.

“Evaluasi yang kami lakukan antara lain mulai dari tinggi badannya, berat badannya, lingkar kepala, lingkar lengan itu harus ada perubahan yang signifikan dengan kita memberikan berbagai pola nutrisi yang kita berikan dan edukasi kepada orang tuanya,”ujarnya.

Pihaknya berharap dengan adanya rembuk stunting ini ada strategi yang signifikan untuk agar kader dan puskesmas menindaklanjutinya, agar stunting benar – benar dihapuskan di desa Petir.

Sementara itu, Kepala desa Petir H Sukardi saat diwawancara di ruang kerjanya mengatakan bahwa forum rembuk stunting ini intinya berdiskusi dan musyawarah bagaimana mengatasi stunting di desa Petir.

Selanjutnya H Sukardi mengungkapkan bahwa angka stunting ini sudah bisa diturunkan, pada tahun 2024 tercatat ada 18 orang anak yang terindikasi stunting dan hingga saat ini tinggal 9 orang.

“Kita mentargetkan angka stunting ini di akhir tahun 2025 dapat kita hapus, tidak adalagi anak – anak di desa petir yang terindikasi stunting,”katanya.

Menurunkan angka stunting itu, tidaklah mudah perlu perjuangan dan kerjasama seluruh pihak terkait, namun demikian upaya yang telah kami pemerintah desa Petir lakukan memberikan bantuan berupa bahan makanan bergizi seperti telor, susu dan makanan bergizi lainnya.

“Selain itu, kami juga telah melakukan upaya lain untuk mengatasi angka stunting ituyakni dengan membagikan hasil ketahanan pangan yakni hasil perikanan budidaya ikan nila dan lele dibagikan kepada masyarakat, agar gizi masyarakat tetap terjaga,”tegasnya.

Kemudian untuk mewujudkan target penghapusan angka stunting di desa petir, pihaknya akan terus melakukan langkah – langkah serta upaya seperti yang telah dilakukannya selama ini, karena dinilai sangat efektif dapat menurunkan angka stunting.

“Kita akan terus lanjutkan pemberian bantuan telur, susu dan makan bergizi lainnya serta hasil panen ketahanan pangan akan diberikan kepada masyarakat utamanya kepada keluarga yang terindikasi stunting,”ucapnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting terutama ibu hamil (Bumil) dan Balita, secara rutin periksakan kesehatan ke Puskesmas atau ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) terdekat, dengan memeriksakan kesehatan secara rutin, maka apabila ada hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan akan cepat dapat diatasi.

“Jadi jangan segan memeriksakan kesehatan ke Puskesmas untuk Ibu Hamil sehingga pertumbuhan janinnya dapat dipantau oleh tenaga medis dan periksakan kesehatan anak ke Posyandu, hingga pertumbuhan anak itu dapat terpantau,”tandasnya.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top