KORAN INDONESIA – Rabies atau dikenal juga sebagai penyakit anjing gila ini merupakan penyakit infeksi terhadap sistem syaraf pusat (otak) disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies.
Di Indonesia, hewan paling sering tularkan rabies pada manusia di antaranya anjing sebesar 98 persen, dan 2 persennya oleh kucing serta kera.
Rabies tidak hanya dapat menularkan kepada manusia melalui gigitan saja, tetapi juga cakaran serta jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan mulut.
Ciri-ciri manusia yang terjangkit virus rabies,
- Demam
- Mual
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala hebat
- Gelisah
- Takut air (hydrophobia)
- Takut cahaya (photophobia)
- Air liur berlebihan (hipersalivasi).
Penanganan luka gigitan/cakaran oleh hewan penular Rabies,
- Segera cuci luka gigitan/cakaran anjing, kucing, kera, dan hewan penular rabies lainnya dengan menggunakan deterjen/sabun dan air mengalir selama 15 menit kemudian berikan antiseptic.
- Segera kunjungu Puskesmas atau RS terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai SOP.
- Segera hubungi Dinas Peternakan untuk melaporkan hewan penggigit.
Penanganan Luka Gigitan Hewan Penularan Rabies Pada Manusia (Post-esposure Treatment atau disingkat dengan PET),
- Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/deterjen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah dan sejenisnya.
- Segera pergi ke Rabies Center (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau VAR dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.
- Berikan Serum Anti Rabies (SAR) seusai indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
Melansir dari Kemenkes, Senin, 07/04/2025, penanganan yang terlambat hampir pasti mengakibatkan kematian adalah fakta. Segera cuci luka gigitan dan akses fasilitas kesehatan untuk mendapatkan serum anti rabies.
Ciri-ciri Rabies pada anjing terdapat dua kategori, kategori anjing ganas, dan kategori anjing tenang.
Kategori Anjing Ganas
- Suara menjadi parau;
- Tidak menurut perintah majikan;
- Menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak/dijumpai;
- Lari tanpa tujuan;
- Lupa pulang;
- Berkelahi tak mau kalah;
- Ekor berada diantara dua paha;
- Kejang-kejang yang disusul kelumpuhan;
- Biasanya mati dalam 4-7 hari setelah gejala pertama muncul.
Kategori Anjing Tenang
- Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk;
- Tidak mampu menelan;
- Mulut terbuka;
- Air liur berlebihan;
- Kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat;
- Kelumpuhan;
- Kematian terjadi dalam waktu singkat.
Cara Pencegahan Rabies
- Ikat dan atau kandangkan hewan penular rabies;
- Jika hewan penular rabies dibawa keluar rumah maka perlu dilengkapi pengaman mulut (dibrongsong);
- Vaksinasi hewan penular rabies secara berkala;
- Jika manusia terlanjur tergigit, lakukan cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur;
- Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies seperti petugas laboratorium berhubungan dengan virus rabies, vaksinator, dokter/perawat yang merawat pasien rabies, dokter hewan dan setiap orang yang mempunyai potensi kontak langsung dengan hewan penular rabies dapat diberikan imunisasi/kekebalan terhadap virus rabies (Pre exposure Immunization).
Jika terjadi kasus gigitan hewan penular rabies sedapat mungkin hewan penular rabies tersebut ditangkap dan diserahkan atau dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan di Dinas yang membidangi kesehatan hewan setempat untuk diobservasi/diamati selama 14 hari.
Baca juga: Calon Ibu Wajib Tahu! Ini 13 Akun Instagram Bantu Asuh Anak