LOMBOK, KORANINDONESIA.NET – Tim SAR menemukan wisatawan perempuan berkebangsaan Brasil, JDSP (27), yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Namun, sampai Senin (23 Juni 2025), upaya penyelamatan masih belum membuahkan hasil.
Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan, posisi korban bergeser dari 400 menjadi 500 meter setelah terjebak selama tiga hari. Berdasarkan pantauan drone, korban saat ini tidak bergerak. Tim SAR telah berupaya mengevakuasi korban sesegera mungkin.
“Kami telah berhasil menemukan lokasi korban dengan menggunakan visualisasi drone thermal,” kata Hariyadi. “Proses evakuasi ini terkendala medan yang ekstrim yang dikelilingi bebatuan, debu, dan tebing yang curam. Kondisi di lapangan juga terkadang berkabut,” tambahnya.
Dengan terkendalanya proses evakuasi secara manual, Badan SAR Nasional (Basarnas) berencana untuk mengirimkan helikopter AW 139 ke titik lokasi dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24 Juni 2025). Tim evakuasi dari Bogor akan beranggotakan Basarnas Special Group.
Sebelumnya, operasi SAR ini melibatkan berbagai unsur. Di antaranya berasal dari anggota Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Damkar, Relawan Rinjani, porter, dan unsur terkait.
Korban dilaporkan hilang setelah terjatuh ke arah Danau Segara Anak saat mendaki puncak Gunung Rinjani, Sabtu (21 Juni 2025) pagi. Setelah menerima laporan dari BTNGR, Kantor SAR Mataram langsung mengerahkan puluhan personil ke lokasi kecelakaan, Senin (23 Juni 2025).
“Kami memberangkatkan personel dari Pos SAR Kayangan dan Kantor SAR Mataram. Mereka membawa berbagai peralatan SAR untuk menunjang proses pencarian dan penyelamatan di Gunung Rinjani,” kata I Kadek Agus Ariawan, Koordinator Lapangan Tim Rescue Kantor SAR Mataram.
Agus menyebutkan, perlengkapan yang dibawa meliputi peralatan mountaineering untuk medan terjal, alat evakuasi, drone untuk pemantauan udara, perangkat komunikasi, alat medis, serta kendaraan operasional dan alat pendukung lainnya. Mereka berangkat melalui jalur darat.***