Waspadai Tanda-Tanda Sensor ECT Rusak, Begini Cara Mencegahnya

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Sensor ECT (Engine Coolant Temperature) punya peran penting dalam menjaga suhu mesin kendaraan tetap stabil.

Komponen kecil ini berfungsi membaca suhu cairan pendingin, lalu mengirimkan data ke ECU (Electronic Control Unit) agar sistem bahan bakar dan pembakaran bisa bekerja optimal.

Kalau sensor ini bermasalah, efeknya bisa terasa ke banyak bagian mesin, mulai dari performa menurun, konsumsi bahan bakar boros, sampai mesin bisa overheat. Karena itu, penting untuk tahu ciri-ciri sensor ECT rusak dan cara mencegahnya.

Ciri-Ciri Sensor ECT Rusak

  1. Tanda paling umum adalah lampu check engine yang tiba-tiba muncul di dashboard. Ini bisa jadi peringatan bahwa ada masalah di sistem pendinginan atau sensor ECT tidak bekerja dengan benar.
  2. Jarum indikator suhu mesin bisa bergerak tak menentu atau menunjukkan angka yang tidak stabil dan tidak sesuai. Ini menandakan sensor gagal mengirimkan data akurat ke ECU.
  3. Sensor yang rusak membuat ECU salah mengatur campuran bahan bakar dan udara. Mesin pun bisa terasa berat, tersendat, atau bahkan mati mendadak.
  4. Mesin terasa cepat panas (overheating) karena pembacaan suhu yang tidak akurat, membuat sistem pendinginan bisa gagal bekerja dengan baik.
  5. Terjadinya pemborosan bahan bakar, sebab sensor yang rusak bisa membuat campuran bahan bakar terlalu kaya (rich mixture), terutama saat mesin dingin. Hal ini membuat konsumsi BBM bisa naik hingga 15-20%.
  6. Akibat pembacaan suhu yang salah juga bisa membuat mesin susah untuk dinyalakan, terutama di pagi hari atau cuaca dingin.

Dampak Sensor ECT Rusak

  • Mesin yang terus bekerja di suhu tidak ideal bisa menyebabkan keausan dini pada kepala silinder, pompa air, dan komponen vital lainnya.
  • Campuran bahan bakar yang tidak tepat membuat emisi gas buang naik, yang berpotensi gagal uji emisi.
  • Masalah kecil pada sensor bisa berujung pada kerusakan sistem pendinginan dan bahan bakar, yang akhirnya bikin biaya servis makin mahal.

Cara Mencegah Kerusakan Sensor ECT

  1. Pastikan cairan pendingin selalu cukup dan tidak kotor. Ganti coolant setiap 40.000 km dan gunakan jenis hybrid OAT (Organic Acid Technology) untuk mencegah kerak mineral.
  2. Servis rutin bisa membantu mendeteksi masalah sensor lebih awal. Pastikan konektor dan kabel sensor tidak kendor atau berkarat.
  3. Selalu gunakan cairan pendingin sesuai rekomendasi pabrikan. Coolant yang salah bisa mempercepat kerusakan sensor.
  4. Sensor ECT sendiri punya masa pakai. Jika kendaraan sudah berumur atau menunjukkan gejala kerusakan, segera ganti dengan yang baru.
  5. Kabel yang putus atau konektor longgar bisa menyebabkan pembacaan suhu tidak akurat. Pemeriksaan rutin bisa mencegah kerusakan lebih parah.

Kalau gejala kerusakan mulai muncul, jangan tunda perbaikan. Segera bawa ke bengkel resmi kendaraanmu agar mesin tetap sehat, efisien, dan tahan lama.***

 

Baca juga: Suzuki e-VanVan Siap Debut di Japan Mobility Show, Motor Listrik Retro yang Bikin Nostalgia

Scroll to Top