Mengapa Kita Bisa Kelelahan dalam Bersosial Media?

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Dalam era digital yang serba terhubung ini, sosial media telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

Mulai dari berbagi informasi, menjaga hubungan dengan teman dan keluarga, hingga mencari hiburan, sosial media menawarkan banyak manfaat.

Namun, ada fenomena yang semakin terlihat dalam masyarakat: kelelahan akibat bersosial media.

Banyak orang mengeluhkan merasa lelah, bahkan stres setelah berlama-lama di dunia maya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kita bisa merasa kelelahan dalam bersosial media?

1. Kelebihan Informasi (Information Overload)

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kelelahan dalam bersosial media adalah kelebihan informasi.

Setiap detik, kita dibanjiri oleh berbagai macam berita, pembaruan status, foto, video, dan komentar.

Otak kita hanya mampu memproses informasi terbatas dalam satu waktu, tetapi di dunia sosial media, kita dipaksa untuk menyaring dan merespons begitu banyak informasi dalam periode yang singkat.

Hal ini dapat membuat kita merasa kewalahan dan mental kita menjadi terkuras.

Tidak jarang kita merasa tidak tahu apa yang harus diprioritaskan dan akhirnya membiarkan informasi mengalir tanpa kontrol, yang justru semakin meningkatkan rasa kelelahan.

2. FOMO (Fear of Missing Out)

Salah satu penyebab stres dan kelelahan sosial media adalah fenomena FOMO atau “Fear of Missing Out”.

FOMO adalah perasaan cemas atau takut kehilangan momen penting yang dibagikan orang lain di media sosial.

Ketika melihat teman-teman kita memposting foto liburan, pencapaian hidup, atau momen-momen spesial lainnya, kita mungkin merasa kurang atau tidak cukup.

Perasaan ini membuat kita terus-menerus memeriksa akun sosial media untuk memastikan kita tidak ketinggalan informasi terbaru.

Akibatnya, kita terjebak dalam siklus pengecekan yang tak ada habisnya, yang semakin menguras energi mental kita.

3. Tekanan untuk Menampilkan Gambar yang Sempurna

Sosial media sering kali menciptakan standar yang tidak realistis mengenai kehidupan yang sempurna.

Banyak orang merasa terdorong untuk memamerkan sisi terbaik mereka, baik itu dalam bentuk foto liburan yang sempurna, pencapaian profesional, atau gaya hidup mewah.

Hal ini seringkali menimbulkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri.

Ketika kita terus melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna, kita dapat merasa tertekan untuk mengikuti standar tersebut, yang pada akhirnya menambah beban mental.

Akibatnya, kita merasa lelah tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional.

4. Interaksi yang Tidak Autentik

Sosial media dapat menciptakan interaksi yang terasa tidak autentik.

Banyak orang cenderung memperlihatkan versi terbaik dari diri mereka atau bahkan menyembunyikan emosi negatif.

Hal ini membuat interaksi terasa dangkal dan tidak memuaskan, yang dapat menyebabkan kelelahan emosional.

Ketika kita terlibat dalam percakapan yang tidak tulus, baik itu percakapan online dengan teman, keluarga, atau bahkan orang asing, kita mungkin merasa terisolasi meskipun secara teknis terhubung dengan banyak orang.

Koneksi yang seharusnya memberi dukungan emosional justru malah membuat kita merasa semakin jauh.

5. Pengaruh Algoritma dan Perbandingan Sosial

Algoritma sosial media dirancang untuk memaksimalkan waktu yang kita habiskan di platform tersebut.

Oleh karena itu, kita sering kali diperlihatkan dengan konten yang memicu emosi, baik itu kemarahan, kegembiraan, atau kekhawatiran.

Kondisi ini bisa sangat melelahkan karena kita selalu terpapar dengan perasaan yang kuat, entah itu perasaan positif atau negatif.

Selain itu, sosial media membuat kita lebih mudah membandingkan diri dengan orang lain.

Perbandingan sosial ini bisa menambah kecemasan dan ketidakpuasan terhadap kehidupan kita sendiri.

Lihat saja betapa mudahnya kita terperangkap dalam perasaan bahwa orang lain selalu lebih bahagia, lebih sukses, atau lebih menarik.

6. Kecanduan dan Overstimulasi

Sosial media dirancang untuk menarik perhatian kita secara terus-menerus.

Setiap notifikasi, like, dan komentar memberikan rangsangan kecil yang menyenangkan otak kita, tetapi jika kita terlalu sering terlibat, ini bisa menjadi kecanduan.

Kecanduan sosial media menyebabkan overstimulasi pada otak kita, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelelahan mental.

Otak yang terus-menerus terpapar rangsangan yang berlebihan tanpa waktu untuk beristirahat akan cepat merasa lelah, sehingga sulit bagi kita untuk fokus pada hal-hal lain dalam kehidupan nyata.

7. Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri (Me Time)

Ketika kita terlalu terlibat dalam dunia sosial media, seringkali kita melupakan pentingnya waktu untuk diri sendiri.

Waktu untuk merenung, relaksasi, atau sekadar menikmati aktivitas tanpa gangguan eksternal sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental.

Namun, dengan adanya notifikasi yang terus-menerus muncul, kita merasa tertekan untuk terus terhubung.

Ini menghalangi kita untuk mengambil waktu sejenak untuk diri sendiri, yang berujung pada kelelahan mental dan emosional.

KAI Rilis Fitur ‘Female Seat Map’ Berikan Keamanan Bagi Penumpang Wanita

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top