KORAN INDONESIA – Dalam rangka menyambut Hari Jadi Bogor (HJB) ke 543, Pemerintah Kabupaten Bogor menyelenggarakan berbagai kegiatan, salah satunya perlombaan kebersihan lingkungan tingkat desa.
Perlombaan kebersihan lingkungan tersebut diikuti oleh 416 desa, 19 Kelurahan di 40 Kecamatan se- Kabupaten Bogor. Dan salah satunya kegiatan tersebut diikuti oleh desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Diketahui, Kecamatan Dramaga terdiri dari sepuluh desa, yakni desa Dramaga, desa Babakan, desa Cikarawang, desa Sukawening, desa Sukadamai, desa Purwasari, desa Petir, desa Neglasari dan desa Sinarsari.
Dalam perlombaan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor menerjunkan tim penilai tingkat Kabupaten dan tim penilai tingkat Kecamatan, hari ini Rabu, 4 Juni 2025 berlangsung penilaian kebersihan lingkungan di dua desa yakni desa Dramaga dan desa Sukawening.
Kepala desa Dramaga, Yayat Supriyatna saat diwawancara koranindonesia.net, ketika mendampingi tim penilai di lokasi SDN Tenjosari mengatakan bahwa ini merupakan rangkaian kegiatan hari jadi Bogor, yang di dalamnya ada kegiatan lomba kebersihan tingkat Kecamatan Dramaga.
Dan hari ini lanjut Yayat, tim penilai terjun ke lapangan melakukan penilaian di dua desa, yakni desa Dramaga dan desa Sukawening. Adapun di desa Dramaga tim penilai disebar ke beberapa titik, salah satunya di SDN Tenjosari ini.
“Tim penilai langsung bergerak ke beberapa titik lokasi untuk melakukan penilaian, diantaranya sektor pendidikan (SDN Bojongsari) dan PAUD, sektor kesehatan (Puskesmas Kampung Manggis, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),”katanya.
Untuk penilaian sektor pendidikan, pihaknya mengarahkan tim ke SDN Tenjosari dan PAUD yang ada di wilayah RW 02. “Dan kunjungan kita hari ini, mendampingi tim penilai dari tingkat kecamatan dalam rangka melaksanakan lomba kebersihan di desa, Kecamatan Dramaga,”ujarnya.
“Kita berharap dengan adanya lomba kebersihan lingkungan ini menjadi motivasi seluruh masyarakat desa Dramaga, yang salah satunya dari sektor pendidikan agar senantiasa peduli terhadap lingkungan sekolahnya, untuk secara bersama – sama menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya,”imbuhnya.
Menjaga kebersihan di lingkungan sekolah menurut Yayat bukan hanya menjadi tanggung jawab para guru dan penjaga sekolah saja, melainkan menjadi seluruh tanggungjawab semua yang berkepentingan termasuk para orang tua murid.
“Kita ingin mempunyai predikat desa bersih, oleh karena itu kami mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat di desa Dramaga untuk peduli menjaga kebersihan lingkungan, jadikan momen perlombaan ini menjadi titik awal kita untuk memulai hidup bersih, karena kebersihan itu bagian dari iman,”ucapnya.
Kemudian ia juga berharap tumbuh kesadaran dari masyarakat untuk selalu menumbuhkembangkan budaya bersih dan gotong royong untuk mengejar predikat desa bersih.
Ketika disinggung dibeberapa lokasi di desa Dramaga dijadikan tempat pembuangan sampah liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab, Yayat menyebut pihaknya telah melakukan langkah – langkah dengan memagar lokasi tersebut baik yang sifatnya sementara maupun permanen dengan memasang spanduk himbauan ‘Dilarang Membuang Sampah Sembarangan, berikut dengan sanksinya’.
“Membuang sampah sembarangan itu ada sanksinya, kita sudah melakukan himbauan, agar tidak membuang sampah ke tempat – tempat dilarang apalagi ke dalam aliran sungai maupun saluran drainase, karena ketika hujan dapat mengakibatkan banjir,”ujarnya.
Dalam kesempatan itu Yayat menegaskan, bahwa yang membuang sampah sembarangan itu, disadari atau tidak dia telah menzolimi dirinya sendiri mapun masyarakat secara luas.
Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
Lantas ketika ditanya keberadaan sampah pasar yang dekat dengan Kantor desa, Yayat mengungkapkan bahwa desa Dramaga memiliki pasar dan kebetulan lokasinya dekat dengan kantor desa, sebetulnya tumpukan sampah di TPS itu sudah dikelola.
“Kami sudah bekerjasama dengan DLH, sampah dari TPS yang ada dekat kantor desa tersebut secara periodik setiap 3 hari sekali diangkut oleh truk sampah dari DLH ke TPA Galuga di Leuwiliang Kabupaten Bogor,”ucapnya.
Memang masalah sampah di desa Dramaga ini menjadi perhatian sangat serius, terlebih menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha biasanya volumenya melonjak signifikan, sehingga pengangkutannyapun bisa mencapai 3 kali balikan truk sampah ke TPA Galuga.
“Kedepan kita akan mencarikan solusi, akan mencari TPS yang jauh dari pemukiman, hanya saja untuk di desa Dramaga ini untuk mendapatkan lokasi itu tidak mudah, karena desa ini sudah padat dan penuh dengan pemukiman,”tegas dia.
Sementara himbauan dari pemerintah pusat ke depan tidak ada sampah yang keluar dari desa, karena TPA Galuga pun saat ini kondisinya sudah mulai overload.
“Dan Insya Allah ke depan kami desa Dramaga bisa mengolah sampah sendiri dengan menggunakan alat khusus pengolahan sampah, sehingga sampah pasar dan sampah masyarakat dapat kita olah, tidak lagi harus dibuang ke TPA Galuga,”pungkasnya.***