PHK Mengintai, Kadin Siapkan Solusi Lewat Penciptaan Lapangan Kerja

Bagikan

KORAN INDONESIA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong pertumbuhan wirausaha sebagai langkah strategis dan berkelanjutan untuk merespons pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri.

“PHK pasti membawa dampak. Tugas kita bersama adalah menyeimbangkan dampak tersebut dengan membuka peluang kerja baru dan memunculkan pelaku usaha baru,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, dalam peresmian Kantor Konsultasi dan Pendampingan Satgas MBG Gotong Royong Kadin di Jakarta.

Anindya menanggapi isu PHK Panasonic secara positif dengan menekankan pentingnya menciptakan solusi jangka panjang, seperti menambah jumlah pelaku usaha nasional dan menciptakan lapangan kerja guna menjaga keberlangsungan sektor industri.

Menurutnya, PHK dapat terjadi karena berbagai faktor seperti perlambatan ekonomi, perkembangan teknologi yang disruptif, serta kebijakan ekonomi tertentu. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama lintas sektor untuk menghadapinya secara konstruktif.

Kadin optimistis ekonomi nasional mampu tumbuh lebih dari 5 persen, bahkan bisa mencapai 8 persen jika pemberdayaan ekonomi dan distribusi peluang dilakukan secara merata.

Anindya juga menyampaikan bahwa dunia usaha tidak melihat PHK sebagai penurunan daya ekonomi, melainkan tantangan untuk berinovasi dan memperluas jangkauan industri dalam negeri.

“Yang terpenting adalah memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjadi. Sebab, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 5-6 persen berpotensi menghasilkan sekitar 2,5 juta lapangan kerja baru,” ungkapnya.

Kadin juga aktif menggali peluang ekspor melalui diplomasi dagang, termasuk negosiasi tarif, yang diyakini dapat memperluas pasar global bagi produk industri lokal.

Menurut Anindya, Kadin akan terus berkolaborasi dengan pemerintah untuk menciptakan iklim kebijakan yang mendukung industri dan memperkuat kapasitas pelaku usaha dalam menghadapi tantangan global.

“Kita perlu cermat membaca peluang, termasuk melalui strategi tarif dagang. Jika dikelola dengan bijak, ini bisa mendorong peningkatan ekspor dan otomatis menciptakan lebih banyak pekerjaan,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa PHK global oleh Panasonic Holdings tidak berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, menyatakan bahwa Indonesia tetap menjadi pusat produksi penting Panasonic di Asia Tenggara. Produk dari Indonesia diekspor ke lebih dari 80 negara, mencerminkan daya saing tinggi industri elektronik nasional.

Meskipun begitu, ia mengakui bahwa tingkat pemanfaatan kapasitas industri elektronik turun menjadi 50,64 persen pada kuartal pertama 2025, dari sebelumnya 75,6 persen sebelum pandemi COVID-19.

Kondisi ini diharapkan menjadi refleksi bagi seluruh pelaku industri dan tenaga kerja untuk terus bertransformasi dan meningkatkan adaptabilitas agar tetap kompetitif di tengah perubahan global yang cepat.***

Ilustrasi: Freepik

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top