KORAN INDONESIA – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan komitmennya untuk secara menyeluruh memberantas praktik premanisme di seluruh wilayah Indonesia.
Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komisaris Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, menyampaikan bahwa aparat kepolisian, mulai dari tingkat Markas Besar hingga jajaran polsek, akan terus bergerak aktif dalam mencegah dan menangani tindak premanisme.
“Kami akan memperkuat operasi secara sistematis demi menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif sebagaimana yang diharapkan masyarakat,” ujar Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dedi menjelaskan bahwa dalam operasi ini, Itwasum Polri berperan sebagai pengawas internal untuk memastikan bahwa prinsip keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama (salus populi suprema lex esto). Seluruh tingkatan kepolisian turut dilibatkan, dengan pendekatan berbasis data dan kajian ilmiah dalam upaya pencegahan, serta penegakan hukum yang adil dan proporsional.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para anggota yang bekerja di lapangan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi para personel dalam menghadapi premanisme, dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keselamatan masyarakat dalam setiap tindakan,” lanjutnya.
Sejak 1 Mei 2025, Polri telah melaksanakan operasi serentak di berbagai wilayah guna memberantas aksi-aksi premanisme. Operasi ini dijalankan berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor STR/1081/IV/OPS.1.3./2025, yang memerintahkan seluruh jajaran polda dan polres untuk melakukan tindakan hukum disertai langkah intelijen, pencegahan, serta pendekatan preemtif.
Adapun jenis-jenis kejahatan yang menjadi fokus dalam operasi ini mencakup pemerasan, pungutan liar, intimidasi, pengancaman, pengeroyokan, hingga penganiayaan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko, melaporkan bahwa selama periode 1 hingga 25 Mei 2025, pihak kepolisian telah menangani 10.353 kasus yang berkaitan dengan tindak premanisme.