KORAN INDONESIA – Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop UKM) Ferry Juliantono menyatakan bahwa pendirian 80 ribu Koperasi Merah Putih yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto diyakini mampu menjadi solusi konkret untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.
“Kita masih menghadapi tantangan kemiskinan ekstrem, kemiskinan absolut, dan bentuk kemiskinan lainnya. Dengan hadirnya Koperasi Merah Putih, insyaallah kita bisa menekan angka tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Ferry dalam kegiatan peluncuran dan dialog percepatan musyawarah desa dan kelurahan khusus pembentukan koperasi di Auditorium Gubernur Sumatera Barat, Kamis (30/5).
Menurutnya, saat ini banyak desa atau nagari masih dibayangi persoalan serius seperti maraknya pinjaman online ilegal, praktik rentenir, hingga mahalnya harga obat-obatan dan kebutuhan pokok. Kondisi tersebut membuat masyarakat desa semakin tertekan secara ekonomi.
Ia juga menyoroti tingginya angka urbanisasi, terutama di kalangan anak muda dan angkatan kerja produktif yang lebih memilih mencari pekerjaan di kota, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan baru di pedesaan.
“Melalui pembentukan koperasi di desa, kami berharap generasi muda bisa tetap tinggal dan berkarya di kampung halamannya,” ucap Ferry.
Ferry mengungkapkan bahwa total aset koperasi nasional saat ini mencapai sekitar Rp500 triliun. Namun, jumlah tersebut masih tertinggal jika dibandingkan dengan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun sektor swasta. Selain itu, volume usaha koperasi juga masih belum kompetitif, dan partisipasi masyarakat dalam berkoperasi cenderung menurun setiap tahunnya.
“Bisa dibayangkan, kalau 80 ribu koperasi berdiri dan aktif, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat akan sangat signifikan,” tambahnya.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo dijadwalkan secara resmi mengumumkan pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2025 mendatang.
Ilustrasi: Freepik
