JAKARTA, KORAN INDONESIA – Water pump alias pompa air pada mobil punya fungsi penting untuk menjaga suhu mesin tetap stabil.
Komponen ini bertugas memompa cairan pendingin (coolant) dari radiator ke seluruh bagian mesin. Kalau bermasalah, akibatnya bisa fatal, mulai dari mesin overheat, performa menurun, sampai risiko kerusakan parah.
Water pump digerakkan oleh putaran mesin melalui drive belt. Fungsinya memastikan coolant mengalir merata agar suhu mesin selalu optimal. Umumnya, komponen ini berada di bagian depan mesin dekat timing belt atau timing chain, dan dilengkapi bearing serta seal supaya tidak bocor.
Beberapa hal yang sering menjadi penyebab water pump cepat rusak, antara lain:
- Coolant tidak sesuai standar, misalnya pakai air biasa atau cairan murahan yang bisa memicu karat.
- Kebocoran sistem pendingin, bikin pompa kerja ekstra keras hingga bearing cepat aus.
- Drive belt bermasalah, seperti longgar, retak, atau putus.
- Usia pakai komponen yang sudah terlalu lama.
- Mesin sering overheat, yang bisa merusak seal dan bearing.
- Adanya kotoran atau karat yang menyumbat jalur air.
- Kesalahan saat pemasangan, misalnya baut kurang kencang atau gasket tidak pas.
Pemilik mobil perlu waspada kalau muncul gejala seperti suara berisik dari mesin, ada tetesan coolant di bawah mobil, kipas radiator tidak berputar normal, atau sirkulasi coolant tidak terlihat ketika radiator dibuka saat mesin menyala.
Untuk menjaga keawetan, ada beberapa cara sederhana yang perlu diperhatikan:
- Gunakan coolant sesuai rekomendasi pabrikan.
- Cek level coolant secara rutin, minimal seminggu sekali.
- Ganti coolant tiap 40.000-60.000 km atau sekitar dua tahun sekali.
- Lakukan servis berkala di bengkel resmi agar kondisi komponen selalu terpantau.
Dengan perawatan yang benar, water pump bisa bertahan lebih lama dan mesin tetap terhindar dari risiko overheat.***
Baca juga: Mengenal Volkswagen ID. Buzz BOZZ Edition: Kantor Eksekutif Beroda untuk Pemimpin Modern
