Pascainsiden Penembakan Warga Sipil, GHF Hentikan Operasi Bantuan di Gaza

Bagikan
GAZA, KORANINDONESIA.NET – Gaza Humanitarian Foundation (GHF) untuk sementara menghentikan operasi bantuan di Gaza, Palestina, Rabu (4 Juni 2045). Keputusan itu diambil setelah lebih dari 61 warga sipil tewas tertembak dalam tiga hari terakhir karena memasuki zona perang.

GHF menyatakan tempat pembagian bantuan terbatas, sedangkan jumlah penerima manfaat terus bertambah. Akibatnya, banyak warga yang keluar dari garis batas yang ditentukan. Selain itu, menurut GHF, papan peringatan dan pembatas di area tersebut membingungkan.

GHF memutuskan untuk berkoordinasi dengan Israel Defence Forces (IDF) selaku penanggung jawab keamanan situs sosial di Gaza. Mereka berharap IDF dapat memasang marka dan panduan yang jelas serta membenahi prosedur internal agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Kami akan mencoba menyiapkan rute akses yang lebih aman untuk distribusi bantuan pangan di Gaza,” ungkap IDF, melansir timesofisrael.com. “Kami juga akan memasang rambu-rambu yang jelas untuk meminimalisir kebingungan atau risiko eskalasi di dekat sana,” tambah IDF.

Sebelumnya, IDF menembaki warga Palestina yang memasuki zona perang karena dianggap sebagai tentara Hamas. Sedikitnya 31 orang tewas dan 170 lainnya luka-luka pada Minggu (1 Juni 2025), tiga orang tewas Senin (2 Juni 2025), dan 27 orang tewas Selasa (3 Juni 2025).

Situs bantuan itu awalnya berada di area lebih dalam di Gaza. Namun, Pemerintah Israel yang terlibat konflik militer dengan Hamas melakukan embargo pangan selama tiga bulan, yakni dari Maret sampai Mei. Akibatnya, banyak warga Palestina yang mengalami kekurangan nutrisi.

Saat ini, GHF membuka tiga situs baru untuk menyalurkan bantuan pangan. Dua situs terletak di Rafah, Gaza bagian selatan, sedangkan satu lagi di Netzarim, Gaza bagian tengah. Meski mayoritas warga Gaza tinggal di bagian selatan, pusat pengungsian berada di bagian tengah dan utara.

“Warga Gaza harus berjalan beberapa kilometer untuk mengambil bantuan pangan. Terkadang mereka harus menghindari tembakan tentara IDF,” ungkap GHF. “Demi keselamatan dan keamanan, kami ingin membuka situs baru di wilayah utara, tapi belum sempat,” tambah GHF.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top