KORAN INDONESIA – Ikan asin sering kali menjadi lauk pilihan cepat dan praktis bagi masyarakat Indonesia. Namun, benarkah ikan asin dapat memicu kanker?
Mengutip dari CNN, Kamis, 10/04/2025, riset yang dilakukan terhadap 281 orang dengan kanker nasofaring di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), 70 persen pasien tersebut rutin mengonsumsi ikan asin. Pada sebagian besar di antaranya, hal tersebut juga dibarengi kebiasaan merokok.
Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi, Andhika Rachman.
“Kebanyakan mengonsumsi jumlah ikan asin, dipengaruhi oleh berapa banyak dan berapa lama dia konsumsi ikan asin. Kebanyakan rata-rata mengkonsumsi dalam waktu 10 tahun dalam hidupnya, jadi memang lama. Memang dasar kita doyan ikan asin,” kata Andhika Rachman.
“Terbanyak memang mengonsumsi rokok juga. Ada beberapa yang bermakna menyebabkan perburukan dalam dua tahun. Mereka banyak mengonsumsi rokok,” sambungnya.
Melansir dari detikhealth, Kamis, 10/04/2025, pendapat serupa dinyatakan juga oleh dokter ahli radiasi onkologi, dr Denny Handoyo Kirana Sp Onk Rad dalam acara support grup kanker Cancer Information and Support Center (CISC).
“Konsumsi ikan asin berlebihan bisa mengakibatkan kanker saluran cerna, yang dimulai dari bibir dan rongga mulut hingga lambung. Semua yang dilewatin ikan asin berisiko kena kanker,” ucap Denny Handoyo Kirana.
Beberapa risiko kanker yang dapat muncul adalah rongga mulut, tenggorokan dekat nasofaring, kerongkongan atau esofagus, hingga lambung.
Selain dapat memicu kanker, konsumsi ikan asin yang berlebih dapat timbul beragam macam penyakit, di antaranya:
- Pemicu tekanan darah tinggi;
- Merujuk pada kesehatan jantung;
- Pembengkakan organ;
- Memberatkan kerja ginjal.
Meski begitu, ikan asing bukanlah makanan yang menjadi satu-satunya penyebab munculnya kanker. Beberapa faktor risiko lain penyebab kanker adalah gaya hidup, geografis, dan ekonomi pada pasien.
Baca juga: Terlambat Tangani Pasien Rabies Akibatkan Kematian: Mitos atau Fakta?